Selasa, 17 Juni 2014

CINTA DALAM PSIKOLOGI

Hallo Guys...
Kali ini aku bakalan beritahu sedikit informasi nih tentang cinta didalam psikologi. Mau tahukan pastinya ? Langsung aja yaa . . .


Triangular Theory of Love adalah sebuah teori yang membahas makna, aspek dan jenis-jenis cinta. Teori ini dikemukakan oleh Sternberg dalam jurnal Psychological Review yang berjudul “A Triangular Theory of Love” pada tahun 1986.

Cinta, menurut teori segitiga Sternberg, terdiri dari tiga aspek, yaitu : keintiman, gairah, dan komitmen. Cinta yang sempurna adalah cinta yang memenuhi dari ketiga aspek tersebut. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing aspek.

1.    Gairah (Passion)

Cenderung terjadi pada awal hubungan, relatif cepat dan kemudian beralih pada tingkat yang stabil sebagai hasil pembiasaan. 

2.    Keintiman (Intimacy)

Relatif lebih lambat dan kemudian secara bertahap bermanifestasi sebagai meningkatkan ikatan interpersonal. Perubahan keadaan dapat mengaktifkan keintiman, yang dapat menyebabkan intimacy menurun atau justru semakin naik.

3.    Komitmen (Commitment)

Meningkat relatif lambat pada awalnya, kemudian berjalan cepat, dan secara bertahap akan menetap. Ketika hubungan gagal, tingkat komitmen biasanya menurun secara bertahap dan hilang.

Berdasarkan ketiga aspek tersebut, ternyata tidak semua orang memenuhi syarat sebuah cinta yang sempurna. Bisa saja mereka hanya memenuhi satu atau dua dari tiga aspek tersebut. Bagaimana bila hanya terpenuhi satu atau dua aspek ? Stenberg membagi cinta dalam beberapa jenis berdasarkan aspek mana yang terpenuhi. Berikut adalah jenis cinta atau tipe cinta yang dikemukakan oleh Stenberg.

Combinations of Intimacy, Passion, and Commitment


Intimacy
Passion
Commitment
Liking or Friendship
X


Infatuation Love

X

Empty Love


X
Romantic Love
X
X

Companionate Love
X

X
Fatuous Love

X
X
Consummate Love
X
X
X

1.    Liking (Menyukai)

Dalam hal ini tidak diartikan dengan sepele. Sternberg mengatakan bahwa menyukai dalam hal ini adalah ciri persahabatan sejati, di mana seseorang merasakan keterikatan, kehangatan, dan kedekatan dengan yang lain tetapi tidak intens dalam hal gairah atau komitmen jangka panjang. Syarat adanya sifat menyukai adalah terpenuhinya intimacy.

2.    Infatuation Love (Cinta Gila)

Sering dirasakan sebagai “cinta pada pandangan pertama”. Tapi tanpa aspek keintiman dan komitmen pada cinta, cinta gila mungkin akan menghilang tiba-tiba. Syarat adanya cinta gila adalah munculnya intimacy dan commitment.

3.    Empty Love (Cinta Kosong)

Kadang-kadang, cinta muncul tanpa ada perasaan keintiman dan gairah dan itu disebut dengan cinta kosong. Tipe cinta ini hanya ada perasaan untuk berkomitmen tanpa ada keintiman dan gairah diatara mereka. Biasanya ini muncul ketika ada budaya perjodohan dan sering diawali dengan tipe cinta kosong.

4.    Romantic Love (Cinta Romantis)

Mereka yang memiliki cinta romantis akan terikat secara emosional (seperti pada nomer 1) dan adanya gairah satu sama lain. Syarat adanya cinta romantis adalah munculnya intimacy dan passion.

5.    Companionate Love (Pasangan Cinta)

Sering ditemukan dalam pernikahan, di mana gairah sudah tidak nampak lagi, tetapi kasih sayang yang mendalam dan komitmen masih tetap ada. Companionate love umumnya merupakan hubungan antara Anda dengan seseorang yang hidup bersama, tetapi tanpa hasrat seksual atau fisik. Ini lebih kuat dari persahabatan karena dalam hubungan ini ada unsur komitmen. Salah satu contoh cinta yang ada dalam sebuah keluarga adalah bentuk companionate love, juga mereka yang menghabiskan banyak waktu bersama namun tidak ada hubungan seksual dan gairah disana.

6.    Fatuous Love (Cinta Bodoh)

    Fatuous Love dapat dicontohkan saat pacaran dan pernikahan dalam kerenggangan, dimana cinta masih ada komitmen dan gairah, tanpa ada pengaruh keintiman seperti keterikatan, kehangatan, dan kedekatan.

7.   Consummate Love (Cinta yang Sempurna)

Consummate Love adalah bentuk lengkap dari sebuah cinta. Ini adalah tipe yang ideal dan banyak orang ingin mencapainya. Sternberg mengingatkan, mempertahankan cinta yang sempurna mungkin lebih sulit daripada mencapainya. Cinta yang sempurna mungkin tidak permanen. Misalnya, jika gairah hilang dari waktu ke waktu, mungkin berubah menjadi cinta companionate.

Keseimbangan antara tiga aspek Sternberg yaitu intimacy, passion dan commitment dalam cinta cenderung bergeser dan dinamis. Pengetahuan tentang aspek cinta dapat membantu pasangan menghindari masalah dalam hubungan mereka.

Nah...
Udah pada tahukan..!!
Kayanya cukup dulu deh, pembahasan tentang cinta untuk kali ini.
Thank you . . .

0 komentar:

Posting Komentar

 

Putri Utami Oktiawandhani © 2008. Design By: SkinCorner