Senin, 24 Maret 2014

Hubungan Fashion dan Psikologi Pemakainya

Kita sering mendengar bahwa penghargaan kepada tubuh kita oleh orang lain adalah dari pakaian yang kita pakai. Hal itu memang nyata karena cara berpakaian setiap orang akan mencerminkan kepribadian, status, dan bahkan cara hidup orang itu sendiri.

Mungkin sebagian dari kita masih bertanya-tanya mengapa begitu ? Jawabannya adalah karena mindset yang ada didalam diri kita. Seperti gambaran keren, mewah, dan mahal, itu semua sangat relatif. Hal ini yang menyebabkan perubahan style fashion dari masa kemasa. Sesuatu yang dianggap “keren” itu berdasar dari trend center yang ada dimassa tersebut, bisa dari kalangan keluarga kerajaan, artis atau bahkan atlet idola. Lantas, apa hubungannya dengan fashion dan psikologi pemakainya ?

Disini saya akan mencoba menjelaskan sedikit tentang topic trending antara fashion dan psikologi pemakainya. Sebagian banyak orang yang suka mengikuti trend memiliki psikologi yang masih labil. Oleh karena itu, style seperti ini lebih didominasi kaum ABG alias anak baru gede ^_^. Karena mereka masih mencari jati diri dan mengikuti mode yang berlaku di tahunnya agar dianggap keren oleh teman-teman mereka tentunya.

Banyak orang yang mengikuti orang lain atau trend center tetapi tidak sedikit juga orang yang menjadi trend center. Orang-orang seperti ini memiliki kepribadian kuat, mereka memilih fashion berdasar kenyamanan mereka dan sifat mereka.
Nah,, langsung saja ya kita bahas mengenai hubungan fashion dan psikologi pemakainya. Cekidot . . .

1.      Busana Casual


Orang yang suka menggunakan busana casual akan memiliki kecenderungan kepribadian cuek, keras dalam pendirian, berprinsip, dan biasanya mengambil keputusan dengan cepat atau bertindak dahulu baru dipikirkan penyelesaiannya dibelakang.

2.     Busana Feminin


Orang yang suka menggunakan busana feminin akan memiliki kecenderungan kepribadian, perasa, lembut, mengutamakan hati dalam pengambilan keputusan.

3.      Busana Semi Casual


Orang yang suka menggunakan busana semi casual akan memiliki kecenderungan kepribadian sedikit cuek, memiliki perasaan yang sedikit sensitif, menggunakan pikiran dan hati secara bersamaan dalam pengambilan keputusan.
4.     Batik


Orang suka berpakaian batik dapat dipastikan orang tersebut berkepribadian perasa tapi sedikit cuek, kalem, berpikiran panjang sebelum memutuskan sesuatu.

5.     Jeans


Orang yang suka menggunakan jeans orang seperti ini biasanya berkepribadian cuek, ingin bebas tidak terkekang, dan biasanya melakukan perbuatan dahulu baru dipikirkan penyelesaiannya.

6.     Rok dan Long Dress

Orang yang suka menggunakan rok dan long dress biasanya berkepribadian perasa, sesitif, dalam pengambilan keputusan. Orang-orang seperti ini juga mengutamakan perasaan terlebih dahulu dan firasat dahulu.

Sekian yang dapat saya sampaikan mengenai hubungan fashion dengan psikologi pemakainya. Semoga dapat bermanfaan untuk anda semua. Thanks :)

Teori Ekologi Bronfenbrenner

Kelompok 7

Teori ekologi dikembangkan oleh Urie Bronfenbrenner (1917) yang fokus utamanya adalah pada konteks sosial di mana anak tinggal dan orang-orang yang mempengaruhi perkembangan anak.

Lima Sistem Lingkungan Teori Ekologi

Teori ekologi Brofenbrenner terdiri dari lima sistem lingkungan yang merentang dari interaksi interpersonal sampai ke pengaruh kultur yang lebih luas. Bronfenbrenner menyebut sistem-sistem itu antara lain : mikrosistem, mesosistem, eksosistem, makrosistem, dan kronosistem.


1.    1. Mikrosistem
Sebuah mikrosistem adalah setting di mana individu menghabiskan banyak waktu. Beberapa konteks dalam sistem ini antara lain adalah keluarga, teman sebaya, sekolah, dan tetangga. Dalam mikrosistem ini, individu berinteraksi langsung dengan orang tua, guru, teman seusia, dan orang lain.
Sebagai contoh yang sesuai dengan pengalaman, saya berada dan tinggal di dalam sebuah keluarga besar yang terdiri dari kedua orang tua saya, kakek, nenek, om, tante, adik, dan sepupu saya. Ketika saya dirumah, saya berinteraksi dengan kedua orang tua saya, adik saya, nenek, kakek, om, tante, dan bahkan sepupu saya. Namun ketika saya berada di luar rumah atau di kampus, saya berinteraksi dengan teman-teman saya, baik itu teman seusia maupun senioran saya.

2.    2. Mesosistem
Sebuah mesosistem adalah kaitan antar mikrosistem. Contohnya adalah hubungan antara pengalaman dalam keluarga dengan pengalaman di sekolah, dan antara keluarga dengan teman sebaya. Contoh lainnya yang sesuai dengan pengalaman saya yaitu, ketika saya berada di rumah, kedua orang tua saya yang memiliki suku jawa selalu mengajarkan saya untuk bertutur kata dengan lembut kepada setiap orang, namun ketika saya berada di kampus dan berinteraksi dengan teman-teman saya, saya merasa bahwa mereka berbicara dengan cukup lantang dan tegas.

3.    3. Eksosistem
Eksosistem terjadi ketika pengalaman di setting lain (di mana murid tidak berperan aktif) memengaruhi pengalaman murid dan guru dalam konteks mereka sendiri. Contohnya yaitu, seorang anak yang kedua orang tuanya sibuk bekerja terutama ibunya, maka anak tersebut akan kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Kurangnya interaksi antara anak dan orang tua ini dapat mempengaruhi perkembangan sosial anak tersebut.

4.    4. Makrosistem
Makrosistem adalah kultur yang lebih luas. Kultur adalah istilah luas yang mencakup peran etnis dan faktor sosioekonomi dalam perkembangan anak. Kultur adalah konteks terluas di mana murid dan guru tinggal, termasuk nilai dan adat istiadat masyarakat.
Salah satu aspek dari status sosioekonomi murid adalah faktor perkembangan dalam kemiskinan. Kemiskinan dapat memengaruhi perkembangan anak dan merusak kemampuan mereka untuk belajar, meskipun beberapa anak di lingkungan yang miskin sangat ulet. Makrosistem terdiri dari ideologi negara, pemerintah, tradisi, agama, hukum, adat istiadat, budaya, dan lain-lain.

5.    5. Kronosistem
Kronosistem adalah kondisi sosiohistoris dari perkembangan anak. Bronfenbrenner makin banyak memberi perhatian kepada kronosistem sebagai sistem lingkungan yang penting. Dia memerhatikan dua problem penting: (1) banyaknya anak di Amerika yang hidup dalam kemiskinan, terutama dalam keluarga single-parent, dan (2) penurunan nilai-nilai. Contohnya yaitu, ketika saya baru memiliki seorang adik, saya merasa bahwa kedua orang tua saya tidak menyayangi dan memperhatikan saya lagi, sehingga saya membuat ulah agar perhatian dari kedua orang tua saya itu kembali tertuju kepada saya.

Sekian yang dapat saya sampaikan mengenai teori ekologi Bronfenbrenner. Semoga dapat bermanfaat. Terima kasih. . . .

Selasa, 11 Maret 2014

Psikologi Pendidikan dan Teknologi

Psikologi Pendidikan ??

Hmm...apa yaa ??

Psikologi adalah studi ilmiah tentang perilaku dan proses mental. Jadi, psikologi pendidikan adalah cabang dari ilmu psikologi yang mengkhususkan diri pada cara memahami pengajaran dan pembelajaran dalam ruang lingkup pendidikan.
 
Dalam penguraian dan penelitiannya, psikologi pendidikan lebih menekankan pada masalah pertumbuhan dan perkembangan anak, baik fisik maupun mental yang sangat erat hubungannya dalam masalah pendidikan terutama yang mempengaruhi proses dan keberhasilan belajar individu atau peserta didik.

Teknologi itu apa ??

Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan berita atau informasi yang di perlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.

Teknologi ini keberadaannya sudah cukup lama, yaitu di era pertengahan tahun 1970-an. Perkembangan teknologi terbaru, termasuk di antaranya telepon, gadged, dan internet, telah memperkecil hambatan fisik terhadap komunikasi dan memungkinkan manusia untuk berinteraksi secara bebas dalam skala global.

Hubungannya psikologi pendidikan dan teknologi itu . . .

Perkembangan teknologi pada zaman sekarang ini sudah tidak dapat di pisahkan lagi dari kehidupan masyarakat. Dengan teknologi, kita dapat mengetahui informasi-informasi yang ada di seluruh belahan dunia. Dan dengan teknologi juga kita dapat mengetahui perkembangan dunia yang sedang terjadi pada saat ini tanpa harus melihatnya secara langsung.

Demikian juga, pengaruh perkembangan teknologi sudah kerap melekat pada dunia pendidikan. Salah satu contoh teknologi yang digunakan sebagai aplikasi di dalam dunia pendidikan adalah laptop, internet, dan lain-lain.

Hadirnya teknologi di dalam dunia pendidikan memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap proses belajar dan mengajar di lingkungan pendidikan. Teknologi dapat membantu para pelajar atau peserta didik untuk lebih mudah mendapatkan informasi guna menambah ilmu pengetahuannya di dalam proses belajar.

Bukan hanya untuk para peserta didik, namun teknologi juga sangat berguna bagi tenaga pengajar atau pendidik guna memperluas pengetahuannya mengenai bahan pembelajaran. Hal inilah yang menyebabkan teknologi memiliki peranan penting di dalam proses pencapaian tujuan pendidikan.

Pada zaman sekarang ini, para pelajar atau peserta didik di tuntut untuk memiliki kemampuan dalam mengoperasikan komputer atau laptop. Karena seperti yang kita ketahui bersama bahwa setiap proses belajar dan mengajar baik di lingkungan sekolah maupun di perguruan tinggi sudah mewajibkan para peserta didiknya untuk menggunakan teknologi agar dapat menerima informasi secara cepat dan tentunya juga akurat.

Salah satu contoh dan manfaat dari perkembangan teknologi di dunia pendidikan yaitu seorang siswa di berikan tugas oleh gurunya, dan gurunya meminta agar tugas tersebut di kirim melalui email saja, tentunya secara otomatis siswa tersebut akan belajar bagaimana caranya untuk mengirim tugas itu kepada sang guru. Maka siswa ini menggunakan fasilitas internet untuk mengirim tugas. Selain itu, dengan menggunakan fasilitas internet siswa itu juga telah menghemat biaya yang seharusnya di pergunakan untuk mencetak atau mengeprint tugas tersebut. Inilah salah satu contoh dan manfaat dari perkembangan teknologi di dalam dunia pendidikan. Selain mengehamat waktu dan energi, tetapi juga lebih menghemat biaya.

Tetapi, karena semakin berkembang dan berkembangnya teknologi pada saat ini, banyak orang yang tidak bertanggungjawab menyalahgunakannya sehingga memiliki efek negatif terhadap perkembangan teknologi ini. Selain itu, kebanyakan orang mengalami kecanduan akibat dari penggunaan teknologi ini. Dan di sinilah peran dari seorang psikolog pendidikan sangat penting guna membantu para peserta didiknya dalam proses pencapaian tujuan pendidikannya dan agar tidak terpengaruh oleh efek negatif dari perkembangan teknologi yang di buat oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
 


 

Putri Utami Oktiawandhani © 2008. Design By: SkinCorner